I’M A LOSER OR I WAS A LOSER

Ingin rasanya membenci sesuatu teramat sangat.

Ingin rasanya dihina dan direndahkan sampai diri ini tak akan pernah bisa lupa.

Ingin rasanya berlari ke tempat yang tiada satu pun orang mengetahuinya.

ataukah

Perlu harus ditinggal pergi seseorang seperti romeo ditinggal juliet.

Perlu merasakan pahitnya dapat IP terjun payung.

Loser itu adalah pilihan

Sepertinya hilang jiwa ini yang tidak mau mengalah dan ingin selalu menjadi yang terbaik.

Sadarkah kau bahwa perlombaan ini sudah dimulai sebelum sempat sadar bahwa sekarang dalam perlombaan.

Berhentilah membandingkan, melihat, dan menengok. Kau akan ditinggal zaman. Zaman yang amat kejam padamu. Zaman yang akan meninggalkanmu. Zaman yang akan menaruhmu di titik terendah dalam eksistensi manusia.

Kejamlah pada dirimu. Bencilah dirimu yang lemah. Karena Kekejaman pada kelemahan itu adalah kekuatan dalam dunia yang tak bersahabat.

Kau bukan takut pada kenyataan.

Kau takut dirimu terjebak pada kelelahan.

Kelelahan yang diakibatkan oleh pertempuran dengan rasa malasmu.

Kelelahan itu adalah kemenanganmu. Yang kau biarkan terbang dan kau biarkan pergi.

Kau takut dan malu pada dirimu sendiri. Dirimu yang selalu kau bawa. Tapi kau tidak malu oleh kegagalan dan kemalasanmu.

I’m a Loser

Jadi siapakah yang menang saat ini? Yang menang adalah kemalasanmu.

–I’m Loser or I was a Loser–